Soritua Sihombing. M.Pd : Mengapa Narkoba Berbahaya?

Medan

Wantaranews.com – Medan – Ini adalah pertanyaan inti yang ditujukan kepada para hadirin yang hadir pada saat pemaparan Narkoba di TMMD ke-126.

Berdasarkan peran beliau dan konteks penyuluhan, Soritua Sihombing, M.Pd adalah seorang tokoh yang aktif dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN/ Koordinator P2M BNNP Sumut).

Narasumber seperti Bapak Soritua Sihombing, M.Pd, biasanya menyampaikan bahaya Narkoba dari tiga sudut pandang utama:

1. Bahaya Terhadap Kesehatan (Fisik dan Mental).

Merusak Otak dan Saraf: Narkoba merusak sistem saraf pusat, menyebabkan gangguan memori, koordinasi, dan fungsi kognitif.

Kecanduan (Adiksi): Penggunaan terus-menerus menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis yang sulit disembuhkan.

Penyakit Menular: Penggunaan jarum suntik bergantian meningkatkan risiko penularan HIV/AIDS, Hepatitis B, dan Hepatitis C.

Kematian: Dosis berlebihan (overdosis) dapat menyebabkan gagal napas, koma, hingga kematian.

2. Bahaya Terhadap Sosial dan Ekonomi.

Kriminalitas: Pecandu seringkali terjerumus pada tindak kriminal (pencurian, kekerasan) untuk mendapatkan uang demi membeli Narkoba.

Disintegrasi Keluarga: Penggunaan Narkoba merusak keharmonisan rumah tangga, menimbulkan kekerasan, dan mengabaikan tanggung jawab.

Produktivitas Menurun: Pecandu kehilangan motivasi kerja dan belajar, yang menyebabkan pengangguran, kemiskinan, dan hilangnya masa depan.

3. Bahaya Terhadap Keamanan Negara (Relevansi TMMD126).

Pelemahan Generasi Muda: Peredaran Narkoba secara masif adalah bentuk perang non-militer yang bertujuan melemahkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa.

Ancaman Keamanan: Peredaran Narkoba seringkali terkait dengan jaringan kejahatan transnasional yang juga dapat berhubungan dengan masalah keamanan lain, termasuk pendanaan terorisme.

Merusak Ketahanan Wilayah: Sama seperti penyuluhan Radikalisme, Narkoba merusak fondasi mental dan moral masyarakat, yang pada akhirnya mengancam kedaulatan dan persatuan bangsa.

Beliau juga menekankan pesan yang ditemukan dalam hasil pencarian: “Bawa Pecandu ke BNN untuk dibina,” menunjukkan pentingnya rehabilitasi dan peran aktif masyarakat dalam membantu korban, bukan menghukum mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *